- By:REYMOND PARULIAN SARAGIH
- Dibaca : 15002
- Date : 26 Oktober 2022
Percepatan Penurunan Stunting di Batubara, Pemerintah Galakkan Program BAAS dan BAKBS
Dinas Pendidikan || Pemerintah Kabupaten Batubara melalui Dinas Kesehatan P2KB terus berupaya melakukan pencegahan dan penurunan angka Stunting di Kabupaten Batubara. Salah satunya menggalakkan program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) dan Bapak Angkat Keluarga Beresiko Stunting (BAKBS).
Hal tersebut diterangkan Bupati Batubara Ir. Zahir, M. Ap melalui Wakil Bupati Oky Iqbal Frima, SE didampingi Kadis Kesehatan P2KB drg. Wahid Khusyairi, MM pada saat Rapat Kordinasi dan Konsolidasi Percepatan Penurunan Stunting, Selasa (18/10/2022).
Sebelumnya Pemerintah telah melakukan pemetaan dan penetapan Lokus Stunting sebanyak 50 Desa/Kelurahan tahun 2022, dan 41 Desa/Kelurahan pada tahun 2023 mendatang.
Oky mengungkapkan, terkait percepatan penurunan stunting ini telah diterbitkan berbagai regulasi, melalui SK Bupati dan Peraturan Bupati Batubara.
Adapun bentuk inovasi Kabupaten Batubara dalam percepatan penurunan Stunting tahun 2022 yakni menggandeng TP-PKK Kabupaten untuk membentuk Laskar Istana (lakukan serentak aksi konvergensi intervensi stunting secara nyata).
Laskar Istana ini, kemudian melakukan pembentukan duta tablet tambah darah dalam pemberian tablet tambah darah remaja putri, pembentukan posyandu remaja,
gerakan ayah peduli ASI melalui kelas ibu hamil. Kemudian, pendampingan calon pengantin sehat, pembinaan kampung KB, pelatihan tenaga teknis pemberian makanan pada bayi dan anak untuk program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat).
Aksi konvergensi intervensi stunting lainnya dengan melakukan penyuluhan dan pelaksanaan Iva Test, pembuatan sarana air bersih serta pengawasan dan pemeriksaan air bersih di Desa Lokus Stunting.
Selain itu perlu dilakukan pembuatan jamban komunal/individual di desa lokus stunting, dan pelatihan kader dasawisma dalam pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita pada aplikasi EPPGBM.
Kader dasawisma kemudian diberikan pembekalan dalam pengelolaan MP-ASI dan PMT pemulihan berbasis bahan makanan lokal.
Dalam Rakor rembuk stunting ini Oky menyebutkan, juga dilakukan di kelas pendidikan pola asuh bagi guru PAUD/TK, kemudian pembentuk UKS di PAUD/TK, dan terhadap anak didik PAUD/TK dilakukan pemberian makanan tambahan.
Kemudian pembinaan keamanan produk pangan sehat, pelatihan produk pangan ikan, kampanye gemar makan ikan, intensifikasi pemberian dokumen kependudukan (Layanan Dokter KK) pada Desa Lokus Stunting.
Untuk mencapai ini, juga perlu adanya pembangunan rumah layak huni, pembekalan pengelolaan Bank Sampah, dan kampung berkualitas pada 56 Desa se-Kabupaten Batubara.
“Terkhusus pada Desa Lokus Stunting, gerakan bapak asuh anak Stunting Atasi Stunting (Dashat) dengan strategi gotong royong dalam pendanaan untuk satu anak bebas Stunting, dan cegah pada keluarga resiko stunting,”