Dewan Pendidikan Kabupaten Batu Bara Audiensi ke Pj Bupati Nizhamul, Ini Masukan Stafsuf

Image

Dewan Pendidikan Kabupaten Batu Bara Audiensi ke Pj Bupati Nizhamul, Ini Masukan Stafsuf


Dinas Pendidikan Kabupaten Batu Bara || Dewan Pendidikan Kabupaten Batu Bara beraudiensi ke Pejabat Bupati Nizhamul di Aula Rumah Dinas Komplek Kuala Tanjung, Kamis (21/03/2024).

Audiensi kali ini, Dewan Pendidikan menyampaikan program kerjanya, yang sebelumnya melakukan kunjungan langsung disetiap Sekolah dibeberapa Kecamatan.

 

Pj Bupati Nizhamul menerima masukkan dan pandangan dari Dewan Pendidikan. Ia juga memberikan apresiasi kepada Dewan Pendidikan dan siap bekerjasama.

Ketua Dewan Pendidikan Batu Bara Dr. Agus Salim S. Ag, M. AP mengucapkan terimakasihnya kepada Pj Nizhamul atas kesempatannya dalam rangka berbincang soal dunia pendidikan di Kabupaten Batu Bara.

Ia menyebutkan, bahwa perubahan dapat terjadi dengan adanya kerjasama antara Pemerintah, pemerintah bekerja sama dalam memperbaiki dunia pendidikan, khususnya di daerah pesisir Kabupaten Batu Bara yang cukup kompensial untuk dikembangkan.

“Persolan masalah tentang pendidikan di Kabupaten Batu Bara yang ada sebaiknya di diskusi kan dan dicari solusinya bersama,” sebutnya.

Sementara itu, Pj Bupati Batubara dalam meningkatkan pendidikan di Kabupaten Batu Bara membuat staf khusus dari akademi, agar pendidikan di Batu Bara lebih diutamakan, karena akan menjadi modal mengembangkan pendidikan di kabupaten batu bara.

“Anak batu bara diharapkan dapat bersaing dan berkompetisi kancah nasional,” sebut Nizhamul.

Stafsus Ahli  Prof Yanhar yang mendampingi Pj Bupati memaparkan, masalah pertama tentang kondisi lingkungan sekolah yang dijadikan tempat narkoba.

“Untuk itu, lakukan razia dan monitoring, berdiskusi dan berkomunikasi,” imbuhnya.

Masalah kedua tentang Komite, peran komite sekolah kurang diperdayakan karena manajemen disekolah tidak benar-benar dilaksanakan.

“Periodesasi Kepala Sekolah perlu dievaluasi agar komite sekolah bisa diperdayakan,” sebutnya.

Masalah ketiga, anak putus sekolah di pesisir pantai. Hal ini berhubungan dengan IPM.

“Coba dibuat gerakan budaya sekolah, ajakan agar anak di daerah pesisir bisa memiliki motivasi untuk sekolah. Peran ekonomi menjadi faktor penghambat. Gerakan budaya sekolah diharapkan menyatu kepada masyarakat,” sebut Stafsus.